PENGERTIAN
CAHAYA
Hukum Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan cahaya dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini :
Lensa Tipis
Penerapan konsep cahaya dalam kehidupan
Cahaya
adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang
gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket
cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera
penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
kecepatan CAHAYA
Kelajuan
cahaya (kelajuan cahaya dalam ruang vakum)
adalah sebuah konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas
(yang
dirujuk dari dari bahasa Latin) yang berarti "kecepatan". Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai
299.792.458 meter per detik. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang
meter didefinisikan berdasarkan konstanta kelajuan cahaya.
Kelajuan
ini merupakan kelajuan maksimum yang
dapat dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam
semesta. Kelajuan ini pula menurut teori modern adalah kelajuan gravitasi
(kecepatan dari gelombang gravitasi). Kelajuan cahaya yang merambat melalui
bahan-bahan transparan seperti gelas ataupun udara lebih lambat dari c.
pemantulan CAHAYA
Jenis
Pemantulan
Pemantulan cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu pemantulan baur (diffuse reflection) dan pemantulan teratur (specular
reflection). Pemantulan cahaya pada permukaan datar seperti cermin, atau permukaan air
yang tenang, termasuk pemantulan teratur. Sedangkan pemantulan cahaya pada permukaan kasar seperti pakaian, kertas dan aspal jalan, termasuk dalam pemantulan baur.
A. Pemantulan Teratur B. Pemantulan Baur |
Hukum Pemantulan cahaya dapat diilustrasikan dengan gambar berikut ini :
Pemantulan Cahaya |
Berdasarkan
gambar
di atas, sinar yang menuju cermin ( P ), diketahui sebagai sinar datang ( i ),
sedangkan yang meninggalkan cermin ( Q ) diketahui sebagai sinar pantul (
r ).Pada titik dimana sinar mengenai cermin, sebuah garis dapat digambarkan
tegak lurus terhadap permukaan cermin, garis ini diketahui sebagai garis
normal. Garis
normal membagi sudut antara sinar datang dan sudut sinar pantul menjadi dua sudut yang
sama.
Berdasarkan uraian di atas, maka hukum pemantulan cahaya dapat dinyatakan sebagai berikut :
•Sinar datang, sinar pantul, garis
normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar.
•Sudut
datang
= sudut pantul
Pemantulan pada Cermin Datar
Jika seberkas cahaya mengenai sebuah cermin datar, maka cahaya tersebut akan dipantulkan secara teratur. Peristiwa pemantulan cahaya pada cermin datar dapat menyebabkan pembentukan bayangan benda di dalam cermin.
Bayangan benda yang
terbentuk pada cermin datar mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1. Bayangan bersifat maya (tidak dapat ditangkap oleh layar)
2. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya
3. Bayangan sama besar dengan bendanya
4. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Perhatikan gambar di bawah ini :
1. Bayangan bersifat maya (tidak dapat ditangkap oleh layar)
2. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya
3. Bayangan sama besar dengan bendanya
4. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
Perhatikan gambar di bawah ini :
Ilustrasi Menentukan Jumlah Bayangan |
Cermin
cekung
Cermin dikatakan cekung jika
permukaan pemantulnya ada pada permukaan dalam bola sehingga pusat cermin
melengkung menjauhi orang yang melihat.
Cermin cekung
dapat membentuk bayangan nyata dan terbalik dari objek yang jarak objeknya
lebih besar dari jari-jari bola. Jika objek terletak antara cermin dan titik
fokus utama, bayangan yang terbentuk bersifat maya,
tegak, dan diperbesar.
Cermin
cembung
Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada permukaan
luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan cermin menggembung ke luar menuju
orang yang melihat. Cermin
cembung selalu membentuk bayangan maya,
tegak, dan diperkecil dari
objek yang terletak di depannya.
Persamaan
cermin berlaku untuk cermin cekung
maupun cembung:
1/p + 1/q = 2/R = 1/f
Di
mana:
p
= jarak objek, dihitung dari
cermin;
q
= jarak bayangan; dihitung dari cermin;
R
= jari-jari cermin;
f
= jarak fokus cermin = R/2
p
dihitung positif bila objek berada
di di depan cermin.
q
dihitung positif bila bayangan
nyata, yakni berada di depan cermin.
q
dihitung negatif bila bayangan
maya, yakni berada di belakang cermin.
R
dan f adalah positif untuk cermin
cekung, dan negatif untuk cermin cembung.
Besar
bayangan yang dibentuk cermin bola:
Perbesaran linear = (panjang
bayangan)/(panjang objek) = (jarak
bayangan)/(jarak objek) = q/p
PEmbiasan CAHAYA
Pembiasan cahaya
adalah pembelokan
arah rambat
cahaya.
Pembiasan
cahaya terjadi
jika cahaya
merambat dari
suatu medium
menembus ke medium lain yang memiliki kerapatan yang berbeda.
Indeks
bias suatu zat
adalah perbandingan cepat
rambat cahaya di ruang
hampa dengan
cepat rambat
cahaya dalam
zat tersebut.
Indeks
bias bahan optik,
dilambangkan dengan n, memainkan
peran sentral dalam optik geometris. Ini adalah rasio dari kecepatan cahaya c
dalam ruang hampa dengan kecepatan v dalam materi:
n = c/v
di mana:
n = indeks bias cahaya
c = kecepatancahaya di ruanghampa
v = kecepatan
Hukum
Snellius
Hukum
Snellius adalah rumus matematika
yang memberikan hubungan antara sudut datang dan
sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua
medium isotropik berbeda.
Ditemukan pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell (1591-1626)
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah
sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium.
Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama
dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan
nisbah indeks bias.
Perumusan matematis hukum Snellius
adalah :
atau
Lensa Tipis
Alat
optik yang paling sederhana adalah lensa
tipis. Lensa tipis biasanya berbentuk lingkaran, dan kedua permukaannya
melengkung. Kedua permukaan bisa cekung, cembung atau datar.
Macam-macam
Lensa
Lensa
mana pun yang lebih tebal di tengah daripada di tepinya akan membuat
berkas-berkas paralel berkumpul pada satu titik dinamakan lensa
konvergen.
Lensa-lensa Konvergen |
Penyebaran Berkas Paralel Lensa Konvergen
Lensa
yang lebih tipis di tengah daripada sisinya disebut lensa
divergen,
karena membuat cahaya paralel
menyebar.
|
Lensa-lensa Divergen |
Penyebaran Berkas Paralel Lensa Divergen |
Kekuatan
Lensa
Para
ahli optometri dan opthalmologi tidak menggunakan panjang fokus, melainkan
menggunakan kebalikan dari panjang fokus untuk menentukan kekuatan lensa
kacamata (atau kontak). Besaran ini disebut kuat lensa, P
P= 1/f
Satuan
kekuatan lensa adalah dioptri (D).
Persamaan
Lensa
Persamaan
lensa yang menghubungkan jarak bayangan di dengan jarak benda do dan panjang fokus lensa f termuat
dalam persamaan
h_i/h_o =
(d_i-f)/f
Persamaan
di atas dapat ditulis kembali sebagai
1/d_o +
1/d_i = 1/f
Perbesaran
Lensa
Perbesaran
lensa, m, sebuah lensa didefinisikan sebagai perbandingan tinggi bayangan
dengan tinggi benda, m = hi/ho. Bila disubstituusi dengan
persamaan sebelumnya, kita dapatkan
m=
h_i/h_o = -d_i/d_o Penerapan konsep cahaya dalam kehidupan
Kabel
Serat
Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
0 komentar:
Posting Komentar